Senin, 17 Juli 2017

Tentang Kehilangan

Kehilangan, judulnya terkesan sedih ya?

Tapi kehilangan-kehilangan yang kita alami terkadang membawa hikmah dan pelajaran hidup bagi kita.

Cerita pertama tentang kehilangan yang pernah ku alami adalah kehilangan gelang emas. Kehilangan ini terjadi pada saat aku kelas 1 SD. Saat itu aku membeli gelang mainan di sekolah, dan gelang emasnya aku copot. Aku lupa meletakan gelang emas itu dimana, jadinya ya hilang sudah. Kehilangan itu membuatku dihukum tidak mendapat uang jajan sebulan, walaupun tetap dibawain bekal makanan ke sekolah. Namanya orang tua meskipun menghukum anaknya, tetap pakai perasaan ya, hehe.

Cerita kedua tentang kehilangan jam Casio putih di pondok Gontor dulu pas kelas 1 SMP. Jam itu berharga karena selain mahal (iya jam Casio asli), jam itu juga pemberian dari nenek sehabis pulang dari mekkah. Kejadian hilangnya jam itu aku tidak ingat persis. Yang jelas saat sekolah, tiba-tiba saja hilang. Entah tertinggal atau ada yang mengambil. Kehilangan itu, meskipun sudah tidak dihukum orang tua lagi, membuatku merasa sedih. Terkadang rasa sedihnya sampai membuatku menangis secara tidak sadar.

Cerita kehilangan di pondok tidak hanya itu. Kehilangan yang masih ku sesalkan sampai sekarang adalah ketinggalan Al quran (warna pink) dan selimut dengan sulaman namaku yang disulam oleh ibu. Walaupun judulnya ketinggalan pada saat pindah dari pondok, tetep ada rasa kehilangan karena aku tidak bisa melihat dan menyentuh barang berharga pemberian seseorang yang berarti buat kita.

Cerita kehilangan tidak berhenti sampai disitu. Saat ini kami sedang kehilangan momen kebersamaan dengan anggota keluarga yang lengkap. Hal ini dikarenakan adik-adik sudah kembali lagi ke sekolah masing- masing di perantauan. Kali ini aku melihat sendiri bagaimana istilah "empty nest" yang dirasakan orang tua ketika anak-anaknya pergi meninggalkan rumah. Kalau aku boleh berharap, inginku kita berlima bisa selalu berkumpul bersama di rumah.

Kehilangan membawa kita pada sebuah hikmah, bahwa sebenarnya semua hal di dunia akhirat ini milik Allah. Baik itu harta benda, kemampuan, orang tersayang atau bahkan momen yang kita alami, itu semua hanyalah titipan dariNya. Kita sebagai manusia hanya bisa menjaga amanahNya dengan sebaik yang kita bisa. Dan pada akhirnya kita semua akan kembali kepadaNya.

Maka, ketika kesedihan karena berpisah (sementara, insyaaAllah) dengan adik ini datang, atau kesedihan karena kehilangan lainnya, semoga aku ingat untuk berbisik, "Sesungguhnya semua milikMu, dan semua akan kembali kepadaMu"