Sabtu, 30 Januari 2016

Aku masih aku, dan kita masih kita

Post ini bermula dari percakapan dengan seorang teman. Ia mengatakan kepadaku agar aku memposting sesuatu kembali di blog ini. Sejujurnya aku lebih senang mengutarakan pendapatku di sebuah diary yang setiap hari kubawa tidur bersamaku. Alasannya simpel, karena diary lebih bersifat personal sehingga aku merasa aman mengutarakan seluruh isi hatiku disitu. Akan tetapi, perkataannya membuat aku tergugah untuk kembali menulis di blog. Ia berkata kalau kita tidak akan pernah tau seberapa inspiratif tulisan kita. Bisa jadi yang menurut kita hal tersebut hanyalah tulisan biasa, bagi orang lain hal tersebut dapat menginspirasi. Maka dari itu, mulailah aku menulis kembali blog yang kosong dalam waktu lama ini.

Awal tahun 2016, aku bersyukur karena diberikan kesempatan untuk mengalami 2 peristiwa besar dalam hidupku; bertambahnya usiaku menjadi kepala dua, dan Roadshow IAIC 2016

Mengapa Roadshow IAIC 2016 merupakan peristiwa besar dalam hidupku? karena Roadshow mempertemukan aku dengan kawan-kawan, adik-adik kelas dan sivitas Insan Cendekia yang sudah lama tidak berjumpa. Dan dari situ, aku belajar 2 hal dari perjalanan waktu; waktu bisa mengubah beberapa hal, tapi ada beberapa hal lainnya yang tidak bisa diubah oleh waktu.

Perubahan ini kurasakan ketika aku bertemu dengan teman-temanku kembali. Walaupun secara fisik, mereka tidak begitu berubah (karena belum bertahun-tahun juga), tetapi secara sikap dan sifat mereka lumayan cukup berubah. Diantaranya lebih lantang dalam menyuarakan pendapat, pemikiran tentang sosial-politik yang lebih berat, dan lebih dewasa dalam menghadapi adik-adik kelas.

Akan tetapi, ada yang tidak berubah dari kita ; persaudaraan.

Kenyamanan ketika bertemu kalian masih terasa sama. Kebahagiaan ketika bertemu kalian masih terasa sama. Kelucuan saat bertemu kalian masih terasa sama.

Ya, persaudaraan ini masih sama. Karena kita terlahir dari rahim yang sama; Insan Cendekia

Selamat berjuang kawan, kutunggu kabar membahagiakan dari kalian ketika sukses kelak. Dan ketika saat itu tiba, sampai rambut kita memutih dan tulang kita membungkuk, kuharap persaudaraan kita masih sama. Semoga aku masih aku, dan kita masih kita, dalam keadaan yang lebih baik dan terus lebih baik dari sebelumnya.

bonus ; foto-foto!
Galexvier, kelas paling bersejarah (?) seumur hidup :)


Alhamdulillah, banyakan yang ikut foto. Biasanya pada sibuk ;'''

Kalian masih sama, masih kocak, hihi :D

Bahagia itu sederhana, salah satunya ngerasain makanan kantin lagi bareng kalian :)

7 komentar:

  1. Wah mbak fadi, aku terharu sekali baca tulisannya dan caramu bercerita sangat mudah dicerna. Ditunggu ya kisah-kisah berikutnya

    BalasHapus
  2. Iyaaa ditunggu cerita cerita berikutnyaa :))

    BalasHapus
  3. wow infonya menarik kak yukk kalau ingin tahu cara cara membuat website gratis yukk disini saja.. terimakasih

    BalasHapus