29 Februariku yang lalu, 29 Februari 2012, ku masih bersama kalian.
Entah kenapa waktu berjalan dengan cepat.
Pagi itu aku terbangun dengan hati yang sesak. Mulai mengumpulkan kesadaran untuk membedakan antara dunia nyata dan alam mimpi.
Sejujurnya, aku bingung mengkategorikan mimpi ini sebagai mimpi indah atau bukan. Karena ku bahagia bertemu dengan kalian, namun kemudian ku merasa hampa karena aku kembali ke realita dimana aku hidup tanpa kalian.
Apa yang telah kalian, dan yang kita lakukan sehingga aku selalu merindukan kalian? Padahal sebelum aku bertemu kalian, aku bisa menjalani hidup sebagaimana biasanya.
Ah, katakan saja bila ku sedang rindu.
Mungkin dua tahun cukup untukku membiasakan diri hidup tanpa kalian. Tapi tidak dengan menjinakkan rasa rindu yang terus bersahut-sahutan.
Aku selalu berharap semoga kalian selalu mendapat yang terbaik dalam hidup kalian.
Semoga Tuhan selalu melindungi kalian, dimanapun kalian berada.
Aku sayang kalian, saudara-saudaraku..
Nb ; Ada seorang sahabat yang bertanya padaku mengenai gengsi pada diri manusia, dan aku berjanji padanya untuk memposting tulisan tentang hal tersebut di blog ini. Semoga cepat selesai tulisannya, dan maafkan aku, sahabat, karena membuatmu menunggu.. :)
Senin, 29 Februari 2016
Kamis, 25 Februari 2016
Tentang Perasaan Bersalah
Terinspirasi dari kalimat yang aku baca di suatu blog ;
"Rasa bersalah itu datang dari hati yang bersih. Ibarat kertas yang putih, ketika ada noda setitik, maka akan mengganggu seluruh pemandangan kertas tersebut"
Mungkin perasaan bersalah lumrah dialami oleh semua orang. Perasaan bersalah seringkali kita alami ketika kita merasa kita telah membuat orang lain kecewa. Entah akibat perbuatan kita yang mungkin menyakiti perasaannya, ataupun harapan seseorang yang tidak bisa kita wujudkan. Dan perasaan bersalah itu sama sekali nggak enak-terkadang kita memikirkan cara apa yang bisa kita lakukan agar kita bisa menghilangkan rasa bersalah ini dan membuat keadaan menjadi lebih baik.
Aku pribadi pun sering mengalami perasaan bersalah yang tak terhitung jumlahnya. Perasaan bersalah kepada sahabatku di kampus karena aku tidak meluangkan waktu lebih untuknya, perasaan bersalah kepada teman oraganisasiku karena aku belum bisa jadi pribadi yang lebih rajin, dan juga perasaan bersalah kepada orang tuaku karena aku belum bisa memenuhi harapan mereka untuk mendapatkan nilai cumlaude di psikologi. (Seriously, mom, dad, its really difficult for me to get A score... Not just simple as in elementary school...)
Lalu apakah dengan perasaan bersalah ini kita tidak bisa memperbaiki keadaan?
Iya, menurutku justru perasaan bersalah akan membuka jalan untuk membuat keadaan jauh lebih baik lagi. Apabila perasaan bersalah kita ubah menjadi emosi positif, kita akan mendapatkan bahan bakar untuk terus berbuat lebih baik dan lebih baik lagi.
So, I hope you guys to change the guilty feelings in to positive emotion. Then, we can enjoy the life that we deserved :)
Happy Friday :)
nb. Aku juga minta maaf bagi semua pihak yang pernah aku kecewakan. Terutama yang saat ini sedang sering berinteraksi denganku, pasti banyak hal dariku yang membuat kalian kecewa. Semoga kita sama-sama belajar agar kita sama-sama menjadi dewasa seiring dengan pengalaman dan kebersamaan...
"Rasa bersalah itu datang dari hati yang bersih. Ibarat kertas yang putih, ketika ada noda setitik, maka akan mengganggu seluruh pemandangan kertas tersebut"
Mungkin perasaan bersalah lumrah dialami oleh semua orang. Perasaan bersalah seringkali kita alami ketika kita merasa kita telah membuat orang lain kecewa. Entah akibat perbuatan kita yang mungkin menyakiti perasaannya, ataupun harapan seseorang yang tidak bisa kita wujudkan. Dan perasaan bersalah itu sama sekali nggak enak-terkadang kita memikirkan cara apa yang bisa kita lakukan agar kita bisa menghilangkan rasa bersalah ini dan membuat keadaan menjadi lebih baik.
Aku pribadi pun sering mengalami perasaan bersalah yang tak terhitung jumlahnya. Perasaan bersalah kepada sahabatku di kampus karena aku tidak meluangkan waktu lebih untuknya, perasaan bersalah kepada teman oraganisasiku karena aku belum bisa jadi pribadi yang lebih rajin, dan juga perasaan bersalah kepada orang tuaku karena aku belum bisa memenuhi harapan mereka untuk mendapatkan nilai cumlaude di psikologi. (Seriously, mom, dad, its really difficult for me to get A score... Not just simple as in elementary school...)
Lalu apakah dengan perasaan bersalah ini kita tidak bisa memperbaiki keadaan?
Iya, menurutku justru perasaan bersalah akan membuka jalan untuk membuat keadaan jauh lebih baik lagi. Apabila perasaan bersalah kita ubah menjadi emosi positif, kita akan mendapatkan bahan bakar untuk terus berbuat lebih baik dan lebih baik lagi.
So, I hope you guys to change the guilty feelings in to positive emotion. Then, we can enjoy the life that we deserved :)
Happy Friday :)
nb. Aku juga minta maaf bagi semua pihak yang pernah aku kecewakan. Terutama yang saat ini sedang sering berinteraksi denganku, pasti banyak hal dariku yang membuat kalian kecewa. Semoga kita sama-sama belajar agar kita sama-sama menjadi dewasa seiring dengan pengalaman dan kebersamaan...
Langganan:
Postingan (Atom)