Senin, 14 November 2016

Hai Dirimu! (dan Semoga yang Terakhir)

Hai, dirimu!

Maaf ya hanya bisa mengungkapkan ini lewat tulisan di sosial media. Tahukah kamu aku sudah lama berusaha bilang padamu, tapi untung saja kesadaran pikiran ini masih berjalan dengan baik sehingga aku mengurungkan niatku untuk berbicara padamu. Mungkin akan lebih baik jika kita terus berjalan seperti ini,tanpa ada yang berubah.

Tahukah kamu, semalam aku bermimpi kamu (lagi). Sama dengan mimpi sebelumnya, kamu tersenyum. Akan tetapi senyummu kali ini berbeda. Di mimpi kali ini, aku meninggal, jasadku tergeletak, semua orang menangis dan bersedih, tapi kamu tersenyum. Mengapa demikian? Apakah kamu ingin aku pergi? Atau aku yang ingin diriku tau bahwa aku harus pergi?

Tahukah kamu, dalam beberapa waktu ini, aku berusaha untuk membiarkan rasa ini. Aku sudah menyerah dan pasrah akan berakhir seperti apa cerita kita (jika mungkin kita pernah punya cerita). Aku bahkan sudah mengikhlaskan bila pada akhirnya nanti kita tidak bersama. Tapi tetap saja kamu selalu ada, bahkan hanya sekedar muncul di media sosial. Mengapa demikian? Apakah aku masih menyimpan rasa?

Hai, dirimu..

Mungkin aku belum bisa mengucapkan selamat tinggal padamu, walaupun mungkin kamu tidak pernah mengucapkan "Hai" kepadaku.

Semoga ini adalah "Hai" yang terakhir. Karena aku lelah memikirkan seseorang yang mungkin tidak pernah memikirkanku. Aku ingin merasa hidup dan bebas dari rasa cemas karena memikirkan hal yang tidak pasti.

Dan mungkin bila kamu membaca ini, kamu akan merasakan hal yang sama. Jika benar bahwa orang yang kumaksud kamu adalah "kamu".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar