Kehidupan tak lain adalah sebuah pengabdian. Pengabdian pada janjinya, pada keluarga, pada kerabat, pada kebenaran yang dipegangnya, pada kehidupan, dan pada Sang Pencipta”
(Pitoyo Amrih, Perjalanan Sunyi Bisma Dewabrata)
(Pitoyo Amrih, Perjalanan Sunyi Bisma Dewabrata)
Tulisan ini berawal dari sebuah tragedi (agak lebay) hidupku dimana aku gagal mendapatkan suatu hal yang kuinginkan dari awal aku masuk ke Universitas Indonesia ; menjadi pengajar di salah satu gerakan mengajar di UI
Sedih rasanya, mengingat perjuangan yang kulakukan untuk sampai ke tahap terakhir sebelum akhirnya resmi menjadi pengajar. Apalagi mengingat hal ini merupakan impianku sebagai seorang yang sangat berminat dalam dunia pengabdian. Dalam tulisan ini aku tidak akna membahas kenapa aku tidak diterima menjadi pengajar (yah, walaupun sebenarnya aku sangat penasaran setengah mati). Tapi aku akan menulis sebuah hasil refleksi diri setelah berusaha menerima kegagalan .
Sore itu, setelah mendapatkan informasi bahwa aku tidak lolos, jujur aku kecewa sekali. Iya, aku mengevaluasi diriku mengapa aku tidak lolos. Jika dipikir dari sudut pandangku, aku memiliki cukup pengalaman dalam mengajar dan organisasi, dan juga memiliki motivasi tinggi dalam mengikuti kegiatan tersebut. Mungkin sudut pandang mereka berbeda, sehingga aku tidak layak untuk diloloskan.
Walaupun hati masih merasa sedih, otak mengajak untuk berpikir, "Mau kemana aku setelah ini? Apakah kegagalan ini menjadi suatu akhir bagi pengabdianmu?"
Dan aku jawab, tidak!
Jika memang kita tulus mengabdi, kegagalan seperti ini tidak menyurutkan niat kita untuk mengabdi. Apakah arti dari sebuah pengabdian hanya dinilai kita ketika lolos menjadi pengajar? Tentu tidak! Masih banyak jalan jika memang kita tulus dalam pengabdian. Karena menurutku, ketulusan pengabdian diuji bukan ketika kita merasa senang, akan tetapi ketika kita merasa sedih.
Dan aku sedang merasa sedih, mungkin ini saatnya ketulusanku dalam pengabdian diuji.
Karena pengabdian adalah hidup, dan hidup adalah pengabdian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar